Teori Psikologis: Fenomena Sulit Lepas dari Historis Serba Cukup

Gesturkata.com | Kolom Unik – Fenomena psikologis mengenai individu yang sulit melepaskan diri dari masa lalu yang penuh keberlimpahan mulai menjadi perhatian para ahli kesehatan mental.

Kondisi ini sering melekat pada orang-orang yang sebelumnya hidup dalam kestabilan ekonomi dan sosial, namun saat ini menghadapi perubahan drastis sehingga tidak lagi memiliki kenyamanan seperti sebelumnya. Meski demikian, sebagian dari mereka tetap meyakini bahwa situasinya masih sama seperti dulu.

Para psikolog menjelaskan bahwa perilaku tersebut tidak merujuk pada satu diagnosis klinis tertentu. Namun, beberapa teori psikologi dapat menjelaskan kecenderungan seseorang untuk terperangkap pada memori masa lalu hingga mengabaikan kondisi saat ini.

Teori Psikologis Nostalgia Maladaptif

Dalam teori ini, nostalgia tidak lagi berfungsi sebagai pengingat positif, melainkan menjadi bentuk pelarian dari realitas. Individu yang mengalami nostalgia maladaptif cenderung mengidealisasi masa lalu secara berlebihan sehingga memicu penolakan terhadap keadaan baru. Teori ini menyebutkan bahwa ingatan positif masa lampau dapat mengarah pada ketidakmampuan individu membangun adaptasi baru ketika terbentur pada tekanan ekonomi atau perubahan lingkungan.

Teori Psikologis Mekanisme Pertahanan Diri Sigmund Freud (Defense Mechanisms)

Menurut teori psikoanalisis Freud, perilaku mempertahankan persepsi “hidup masih seperti dulu” kategori ini sebagai denial atau penyangkalan. Penyangkalan menjadi mekanisme otomatis untuk melindungi ego dari rasa kehilangan, kegagalan, atau penurunan status. Lama kelamaan, mekanisme ini dapat menghambat individu dalam menerima kenyataan dan membangun kembali struktur kehidupan yang baru.

Teori Psikologis Penyesuaian (Adjustment Theory)

Teori ini menjelaskan bahwa perubahan besar dalam kehidupan dapat memicu stres adaptif. Pada sebagian individu, proses penyesuaian tidak berjalan optimal sehingga memunculkan gejala gangguan penyesuaian (adjustment disorder). Dalam konteks ini, sulitnya melepas masa lalu merupakan tanda bahwa individu belum berhasil melakukan adaptasi emosional maupun perilaku terhadap situasi baru.

Teori Kehilangan (Loss and Grief Theory  Elisabeth Kübler-Ross)

Beberapa ahli mengaitkan fenomena ini dengan tahapan berduka, terutama tahap bargaining dan denial. Kehilangan status, kenyamanan, atau sumber daya ekonomi terlihat sebagai bentuk kehilangan yang sama seriusnya dengan kehilangan personal. Ketika seseorang masih terjebak pada tahap awal berduka, kemampuan menerima kenyataan dan melangkah maju turut terhambat.

Seorang psikolog klinis di Jakarta menjelaskan bahwa kombinasi antara nostalgia maladaptif, mekanisme penyangkalan, dan proses berduka yang tidak tuntas dapat menyebabkan seseorang hidup dalam persepsi yang tidak sesuai realitas.

Para pakar menekankan pentingnya intervensi dini untuk mencegah dampak lebih lanjut, mulai dari penurunan produktivitas, gangguan relasi keluarga, hingga risiko depresi. Pendekatan terapi kognitif sepertinya efektif untuk membantu individu mengidentifikasi pola pikir yang keliru dan belajar menerima perubahan.

Fenomena ini memperlihatkan bahwa persoalan kesehatan mental tidak hanya terkait kondisi klinis, tetapi juga dipengaruhi dinamika sosial dan ekonomi. Para ahli mendorong masyarakat untuk lebih memahami aspek psikologis yang mungkin muncul akibat perubahan hidup, serta tidak ragu mencari bantuan profesional ketika membutuhkan.

Baca Juga
Alamat:
Perumahan Rawasari Permai
Kelurahan Rawasari
Kecamatan Alam Barajo - Kota Jambi
No. 89 - RT 32 - Kode Pos: 36125