
Gesturkata.com – Dalam rangka memperingati Hari Konservasi Alam Sedunia yang jatuh setiap tanggal 28 Juli, Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kabupaten Tanjung Jabung Barat menyerukan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pelestarian serta kebersihan ekosistem sungai di wilayah tersebut.
Ajakan ini menjadi semakin relevan mengingat Hari Sungai Nasional yang diperingati setiap tanggal 27 Juli, sehari sebelum Hari Konservasi Alam Sedunia. Kedua momentum ini menjadi pengingat penting akan peran vital sungai dalam kehidupan manusia dan lingkungan.
Seruan tersebut merupakan bagian dari komitmen FAJI dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan hidup, khususnya kawasan perairan yang tidak hanya menjadi sumber kehidupan, tetapi juga memiliki potensi besar dalam pengembangan ekowisata daerah.
Windi Vanholand, Sekretaris Umum FAJI Tanjab Barat sekaligus penggiat lingkungan, menegaskan bahwa peringatan dua hari besar lingkungan tersebut harus menjadi momentum reflektif bagi semua pihak untuk meneguhkan kembali komitmen dalam menjaga kelestarian sumber daya alam, terutama sungai-sungai yang menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat Tanjung Jabung Barat.
“Sungai merupakan denyut nadi kehidupan masyarakat. Menjaga kebersihan dan kelestariannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau komunitas, tetapi merupakan kewajiban moral seluruh lapisan masyarakat,” tegas Windi kepada awak media.
Ia juga menyoroti maraknya pencemaran sungai akibat sampah domestik dan perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya ramah lingkungan. Selain itu, kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak persoalan serius yang perlu segera ditangani.
Beberapa kawasan sungai di Tanjung Jabung Barat tercemar akibat kurangnya pengelolaan limbah dan sampah. Di sisi lain, banyak lahan di sepanjang bibir sungai telah beralih menjadi milik pribadi, sehingga menyulitkan pemerataan penanaman vegetasi mangrove sebagai penyangga alami ekosistem pesisir. Padahal, keberadaan mangrove sangat penting untuk mencegah abrasi, menjaga kualitas air, dan menjadi habitat berbagai biota.
Tak hanya itu, sistem drainase di sejumlah titik juga mengalami penyumbatan parah. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan banjir saat hujan turun, tetapi juga memperparah pencemaran karena limbah dari permukiman langsung mengalir ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu.
“Tindakan nyata tidak harus besar, cukup dimulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah ke sungai. Jika dilakukan bersama-sama, dampaknya akan sangat signifikan,” imbuhnya.
FAJI Tanjab Barat, lanjut Windi, akan terus berkontribusi aktif melalui pendekatan edukatif dan aksi nyata di lapangan, sebagai wujud komitmen dalam pelestarian lingkungan, khususnya di kawasan aliran sungai.
“Momentum ini kami jadikan sebagai titik tolak untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam menjaga sungai sebagai aset ekologis, sosial, dan budaya yang tak ternilai,” pungkasnya.