Pilbup Tanjab Barat Mendatang, Pilih Petahana Atau Perubahan?

GESTUR KATA-Pemilihan Calon Bup ati dan Wakil Bupati (Pilbup) Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) tinggal menunggu beberapa bulan lagi.

Sejumlah Tim Sukses (Timses) telah melakukan berbagai upaya terbaiknya untuk membujuk masyarakat agar memilih jagoannya. baik secara langsung maupun melalui dunia maya.

Upaya yang dilakukannya ada yang mengandalkan figur sebagai seorang ulama, dengan deretan capaian pembangunan yang telah dilakukan. Ada juga yang mengandalkan figur suami sebagai mantan seorang Bupati.

Hal seperti itu boleh saja memang dilakukan agar memantapkan pilihan agar masyarakat yakin dengan pilihannya. Namun, jika pilbup itu konteksnya kesejahteraan untuk masyarakat jangka panjang, apakah kita semua merasa sejahtera dengan kepemimpinan saat ini sebagai figur ulama? Atau apakah kita perlu perubahan dengan kepemimpinan di masa Bupati terdahulu?

Disini, penulis tidak bertujuan untuk membandingkan antara calon-calon yang akan berkompetisi di Pilbup Tanjab Barat mendatang. Namun, hanya berdasarkan kacamata historis dilapangan apa yang telah dilakukan dalam membangun Daerah.

Saya rasa pertanyaan ini, sudah terjawab di lapisan masyarakat. Sebab, sejak dilantiknya kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati tahun 2020, dengan notabene penduduk kita banyak berstatus petani, nelayan, pedagang, dan lain sebagainya sangat mengharapkan kesejahteraan berdampak kepada mereka.

Nah, pertanyaannya, diantaranya apakah sudah merasa sejahtera? Coba kita ulas.

Apakah Petani Sudah Sejahtera? Dalam 3 tahun kebelakang, harga komoditas pinang anjlok sampai sekarang. Tidak sedikit petani mengeluhkan persoalan ini. Lalu dampaknya apa? Ekonomi petani makin merosot, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan berdampak kepada pendidikan, banyak anak-anak mereka yang menempuh pendidikan terganggu karena persoalan ini.

Apakah Nelayan Mendapatkan Haknya? Daerah pesisir Kuala Tungkal dan sekitarnya, masyarakat menggantungkan hidupnya dengan hasil laut. Walaupun harga udang hasil laut kadang naik dan turun, tapi masih banyak nelayan tidak mendapatkan fasilitas perahu (pompong) untuk kelaut mencari udang karena kebijakan yang tidak tepat sasaran.

Apakah Pedagang Terfasilitasi?

Masyarakat Kota Kuala Tungkal dan Desa banyak yang menggantungkan hidupnya menjadi pedagang. Sementara, program bantuan usaha yang diterima oleh masyarakat melalui program Dumisake hanya dari Gubernur saja. Sehingga masih banyak pedagang kita yang mengeluhkan modal usaha mereka.

Saya rasa, dengan beberapa poin diatas dapat membantu kita untuk memilih kembali petahana untuk memimpin kembali kedepannya atau kita tetapkan pilihan untuk perubahan.

#Salam akal sehat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga
Alamat:
Perumahan Rawasari Permai
Kelurahan Rawasari
Kecamatan Alam Barajo - Kota Jambi
No. 89 - RT 32 - Kode Pos: 36125