Harapan di Ujung Pasir: Kisah Sharul, Pemuda Pencari Kepiting

Gestur Kata – Tanjab Barat | Di Kelurahan Betara Kiri, Kecamatan Kuala Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) seorang pemuda bernama Sharul, atau akrab disapa Arul yang tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya yang terdiri dari tujuh bersaudara.

Dengan tekad yang besar, pemuda yang berusia 25 tahun ini menapaki setiap sudut pantai dan sungai, mencari kepiting berjalan kaki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sejak lama, Arul mengandalkan kepiting sebagai sumber penghasilan. Ia memancing di sungai-sungai dan tempat-tempat strategis, namun hasil yang diperolehnya tidak pernah memadai. Dalam sehari, ia mungkin hanya bisa membawa pulang kepiting seharga puluhan ribu rupiah, sering kali bahkan tidak mendapatkan apa-apa. Meski hasilnya tidak sebanding dengan kerja kerasnya, Arul terus berupaya, karena tidak ada pilihan lain yang tersedia.

Harapan Arul untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari pemerintah tampak sirna. Meski dirinya penuh semangat dan tekad, panggilan dari lapangan kerja tidak pernah ia dapatkan. Ia merasa terpinggirkan, berjuang sendiri di tengah ketidakpastian ekonomi. Di hatinya, ada keinginan yang kuat untuk membangun masa depan yang lebih baik, tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk keluarganya.

Matahari terbenam di ufuk barat, menyisakan langit jingga yang indah. Arul pulang terkadang dengan tangan kosong, namun semangatnya tak pudar. Ia bertekad untuk terus berusaha, berharap suatu hari nanti nasibnya akan berubah. Bagi Arul, pencarian kepiting bukan sekadar mencari nafkah, tetapi juga pencarian harapan di tengah keterbatasan.