Gestur-Kata | Kisah Anak – Suatu kampung terpencil yang terletak d! perbatasan antara Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, seorang anak perempuan bernama Fitri. D! usianya yang masih memasuki usia remaja, Fitri sudah menghadapi tantangan hidup yang cukup berat. Ia berhenti sekolah sejak kelas delapan SMP, karena harus bermigrasi ke Desa yang cukup terpencil d! perbatasan Dua Kabupaten tersebut.
Dalam kondisinya yang membutuhkan dukungan orang terdekatnya, malah tidak ada yang mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan, kemudian ditambah akses ke sekolah yang terletak jauh dari kampungnya membuatnya menjadi semakin terkesan enggan melanjutkan pendidikannya.
Kondisi lingkungan sebagai petani dan pekebun, d!tambah keadaan keluarga yang tidak mendorongnya agar tetap menempuh pendidikan dengan penghasilan yang berkecukupan. Mereka lebih memikirkan bagaimana cara memenuhi kebutuhan sehari-hari daripada mengutamakan pendidikan anak-anak mereka. Fitri pun terjebak dalam pola pikir yang sama. Tanpa dukungan dan dorongan dari keluarga atau lingkungan sekitarnya, keinginan untuk melanjutkan sekolah semakin pudar.
D!tambah lagi, sulitnya akses digital maupun inastruktur untuk mengakses daerah tersebut. Program bantuan pendidikan yang seharusnya dapat membantu anak-anak d! daerah terpencil sering kali tidak sampai ke kampung-kampung seperti tempat Fitri tinggal. Keterbatasan jaringan komunikasi dan transportasi membuat bantuan pendidikan dari pemerintah sangat minim, bahkan hampir tidak ada. Apalagi untuk mendapatkan pendidikan tambahan seperti kursus atau bimbingan belajar, Fitri dan keluarganya tidak akan ia rasakan.
Seiring waktu, rasa kebingungan mulai menguasai diri Fitri. Ia merasa terjebak dalam jalan pintas yaitu dengan berkeinginan menikah diusir muda. D! satu sisi, ada keinginan untuk melanjutkan sekolah dan mengejar impian seperti anak-anak lainnya. Namun, d! sisi lain, kenyataan pahit membuatnya merasa tidak berdaya. Kini Ia terpaksa menerima keadaan tersebut dengan pasrah. Tidak ada pilihan lain selain bekerja membantu keluarga mencari nafkah dengan penghasilan kebun atau hanya berdiam diri d! rumah.
Fitri sering kali merenung, membayangkan bagaimana jika ia memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Apakah ia bisa menjadi pegawai kantoran dan lain sebagainya? Namun sepertinya, bayangan itu hanya tinggal mimpi. Realitas yang ada menuntutnya untuk lebih realistis. Ia berharap ada yang membawa perubahan dalam hidupnya. Ia tahu, d! dalam hatinya, keinginan untuk belajar dan meraih cita-cita masih ada. Namun, tanpa bantuan dari berbagai pihak, perjalanan itu akan tetap sulit.