
Gesturkata.com | Dalam dinamika organisasi mahasiswa seperti PMII, lahirnya calon-calon pemimpin dari daerah adalah sebuah pertanda positif bagi masa depan gerakan. Kali ini, Kabupaten Tanjung Jabung Barat patut berbangga karena dua kader terbaiknya tampil sebagai calon Ketua PKC PMII Jambi: Jumawan dan Iskandar Hafis Akbar.
Mereka berdua bukanlah sosok asing dalam pergerakan. Keduanya telah lama ditempa oleh proses kaderisasi PMII, mulai dari tingkat dasar hingga lanjut. Tidak hanya aktif dalam forum, keduanya juga telah mengukir jejak nyata di lapangan, baik di dunia organisasi maupun masyarakat.
Jumawan adalah sosok muda yang cemerlang dengan latar pendidikan yang kuat. Lulusan S1 dan S2 UIN STS Jambi ini dikenal aktif sejak dini. Sejak masa MTs dan Aliyah, ia sudah memimpin OSIS. Tak hanya di kampus, kiprahnya juga menyentuh masyarakat, terbukti dari keterlibatannya di Karang Taruna tingkat desa hingga kecamatan.
Sementara Iskandar Hafis Akbar merupakan figur matang yang punya kombinasi antara pengalaman akademik, organisasi, dan pekerjaan. Lulusan IAI An-Nadwah Kuala Tungkal ini memiliki keunggulan di bidang komunikasi publik dan pengembangan masyarakat. Ia bahkan sempat menjadi tenaga honorer, tim inovasi desa, dan staf pengawas pemilu kecamatan.
Iskandar juga telah lama dikenal dalam lingkaran PMII Jambi. Pernah menjadi Ketua Cabang PMII Tanjab Barat dan kini menjabat sebagai Wakil Ketua I PKC PMII Jambi, ia memiliki wawasan luas tentang dinamika organisasi di level wilayah. Ia juga telah mengikuti Pelatihan Instruktur Nasional, tanda keseriusannya dalam mendidik kader.
Dari sisi kaderisasi, keduanya telah menempuh jalur yang sistematis. Jumawan melalui MAPABA, Pelatihan Kader Dasar, hingga Pelatihan Kader Lanjut Zona 1 Nasional. Iskandar lebih awal memulai, dari Mapaba tahun 2016 hingga Pelatihan Instruktur Nasional tahun 2023. Ini memperlihatkan bahwa keduanya sama-sama unggul dalam aspek kaderisasi.
Pencalonan keduanya menjadi refleksi keberhasilan PMII Tanjab Barat dalam membina dan mencetak pemimpin. Ini bukan sekadar kontestasi antar individu, tapi juga bukti bahwa daerah yang dulu dianggap pinggiran kini bisa unjuk gigi di panggung provinsi.
Dalam pandangan yang bijak, kompetisi seperti ini tidak semestinya diwarnai oleh permusuhan. Sebaliknya, ini adalah wadah saling belajar, menguatkan, dan memperluas jaringan. Siapapun yang terpilih, tetap berasal dari rahim perjuangan yang sama: PMII.
Kita tidak sedang bicara tentang siapa yang lebih baik dari siapa. Kita bicara tentang bagaimana dua orang kader berani tampil, menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk PMII Jambi. Ini adalah keberanian moral yang patut diapresiasi.
Dalam kontestasi ini, penting untuk mengedepankan etika organisasi, ukhuwah pergerakan, dan kematangan berpolitik. Kemenangan bukanlah akhir dari perjuangan, dan kekalahan bukanlah kegagalan. Keduanya adalah fase pembelajaran.
PMII tidak butuh konflik internal yang destruktif. Yang dibutuhkan adalah generasi pemimpin yang mampu menjaga marwah organisasi dan menjembatani aspirasi kader dari berbagai daerah.
Melihat latar belakang Jumawan dan Iskandar, keduanya punya peluang dan potensi yang sama untuk membawa perubahan. Maka, siapapun yang terpilih nanti, ia harus merangkul bukan memukul, menyatukan bukan memecah.
Tanjung Jabung Barat harus bangga, karena dari tanahnya lahir dua kader terbaik yang kini bersaing di garis depan. Ini adalah bukti bahwa gerakan kaderisasi di tingkat cabang telah melahirkan pemimpin yang visioner dan progresif.
Akhirnya, mari jadikan pemilihan ini bukan sebagai arena adu kekuatan, tetapi ajang memperkuat persaudaraan kader. Karena yang lebih penting dari sekadar menang adalah tetap hadir dan berguna bagi organisasi.
Oleh:
Komaruddin.
Wakil Ketua Ikatan Alumni PMII Tanjung Jabung Barat.