Gesturkata.com – Semakin mendekati tahapan Pilpres 2024, gelagat Jokowi kian makin ketara bahwa d!rinya berbeda dukungan dengan capres pilihan Partai Politiknya sendiri yaitu PDIP.
Meski belum menyatakan sikap tegasnya, namun rentetan peristiwa politik belakangan ini makin menguatkan dugaan itu. Terlebih, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan gugatan terkait syarat capres-cawapres bisa dari unsur kepala daerah dapat memuluskan perbedaan dukungan antara Jokowi dan PDIP tersebut.
Pasalnya, putusan MK ini d!nilai membuka pintu bagi putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Dua partai Koalisi Indonesia Maju (KIM), Partai Gerindra dan Golkar telah membuka pintu bagi Gibran.
Dalam satu sisi, PDIP telah mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Selain PDIP, pasangan ini juga d!dukung oleh PPP, Perindo dan Hanura.Tak berhenti d! situ, gelagat ini juga tercium ketika Jokowi datang d! Rakernas relawan Projo pada Sabtu (14/10).
Pada kesempatan itu, Jokowi bersama Gibran hadir walaupun hanya sebentar. Usai rakernas itu, Projo langsung mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo d! Pilpres 2024.
Selain itu, PSI yang kini d!komandai oleh Kaesang Pangarep belakangan mesra dengan Prabowo. Bahkan, keduanya sudah kerap bertemu satu sama lain.Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai ada gelagat Jokowi akan berbeda pilihan dengan Megawati d! Pilpres 2024.
Terlebih, baru-baru ini Jokowi tak hadir dalam acara pengumuman Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar Pranowo karena d! saat bersamaan sedang d! luar negeri.
“Jadi sangat mungkin pak Jokowi akan berbeda pilihan dengan Bu Mega. Paling minimal dia bisa dua kaki,” kata Agung,
Agung memandang dukungan relawan Projo ke Prabowo hingga ada putusan MK yang memperbolehkan syarat cawapres pernah menjadi kepala daerah menjadi kode arah dukungan Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Sebenarnya ini titik kulminasi setelah banyak kode-kode halus yang selama ini d!lemparkan Jokowi d! Pilpres 2024. Itu mulai tampak eksplisit d! panggung depan politik kita,” kata dia.
Agung berpendapat, rentetan peristiwa ini sebagai cara Jokowi ingin memposisikan dirinya sebagai ‘the real king maker’ d! Pilpres 2024.
Terlebih, ia mengatakan Jokowi masih memegang instrumen kekuasaan hingga Oktober 2024. Jokowi, kata Agung, ingin menjadikan semua arena politik berada d! bawah kendalinya.
“Dia bukan king maker tapi the real king maker. Pertarungan capres-cawapres itu d! layer pertama. Lalu d!lapis kedua pertarungan king maker itu SBY, Paloh, Mega, mungkin JK. Nah, d! atasnya mereka itu semua ada Jokowi,” kata Agung.
“Dia mempercepat semuanya. Dia ingin semua d! atas kendali dia. Kalau mau main-main sama saya tinggal saya pencet ini barang,” tambahnya.
Sumber: CNNIndonesia.com