Gestur Kata – Tanjab Barat | Ketua Forum Komunikasi Tanjung Jabung Barat (FKTJB) Andika Ramdiansyah bantah terkait pernyataan seorang oknum yang mengaku aktivis mahasiswa Jambi (Jambintika.com) mengenai temuan paket sembako di posko Pasangan Calon (Paslon) Cici Halimah dan Muklis itu tidak benar dan tidak berdasar.
Ketua FKTJB ini kembali menyampaikan bahwa sejumlah paket sembako tersebut diperuntukkan untuk kebutuhan posko satu komando pemenangan Cici-Muklis.
“Perlu saya sampaikan hal ini karena berbanding terbalik apa yang telah disampaikan oleh oknum yang mengaku aktivis mahasiswa Jambi itu beberapa waktu lalu,” tuturnya.
“Ini adalah bagian dari kegiatan logistik untuk mendukung tim pemenangan, bukan untuk membeli suara pemilih. Tudingan bahwa sembako tersebut digunakan untuk tujuan transaksi politik adalah klaim tanpa dasar yang jelas,” paparnya.
Dirinya juga menyampaikan terkait klaim bahwa temuan tersebut merupakan pelanggaran yang dapat merusak integritas demokrasi.
“Kami ingin mengingatkan bahwa sudah ada klarifikasi resmi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Tanjab Barat yang menyatakan bahwa tidak ada indikasi pelanggaran dalam temuan tersebut. Bawaslu telah menyelidiki permasalahan ini secara cermat dan objektif, dan hasil klarifikasinya menunjukkan bahwa tidak ada unsur politik uang dalam kasus ini,” bebernya.
“Oleh karena itu, tuduhan yang dilontarkan oleh oknum aktivis itu sama sekali tidak berlandaskan pada fakta yang valid dan hanya menambah keresahan di kalangan masyarakat,” tambahnya.
Andika menyayangkan tindakan oknum aktivis tersebut mencerminkan ketidak dewasaan berfikir yang bijak dalam menganalisa dari informasi yang diterima.
“Mengeluarkan pernyataan yang tidak berdasarkan fakta yang jelas justru akan merugikan kredibilitas kita sebagai mahasiswa yang seharusnya menjadi agen perubahan, bukan malah menjadi penyebar spekulasi yang meresahkan,” turutnya.
“Kritik pedas saya tujukan kepada oknum aktivis mahasiswa tersebut yang seharusnya lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat, apalagi yang berpotensi merusak citra dan integritas pihak lain tanpa bukti yang kuat. Dalam konteks ini, pernyataan yang disampaikan justru terkesan emosional dan tidak mengedepankan prinsip keadilan yang seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap warga negara, terutama yang terlibat dalam dunia akademik dan pergerakan mahasiswa,”tambahnya.
Andika kembali menjelaskan bahwa kemampuan dalam memilah dan memilih informasi harus kritis karena seperti yang dituduhkan ini tidak ada bukti.
“Alih-alih ikut menyebarkan tuduhan tanpa bukti, kita seharusnya mendukung proses demokrasi yang bersih, jujur, dan transparan, serta memberikan ruang bagi penegak hukum untuk bekerja sesuai dengan prosedur yang ada. Jangan sampai kita menjadi alat untuk kepentingan politik tertentu yang justru merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi itu sendiri,” bebernya.
Andika mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya mahasiswa untuk tetap menjaga kewarasan dalam berdemokrasi.
“Saya berharap beberapa hari lagi tercipta pemilu yang jujur, adil, dan penuh integritas, bukan pada tuduhan kosong yang bisa merusak hubungan antar pihak dan mencemari proses politik yang sedang berjalan,” katanya.