Budaya Perkawinan Suku Melayu DI Indonesia

Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah dan keberagaman suku, budaya menjadikan Indonesia dijuluki sebagai paru-paru Dunia. Namun sejak dulu bangsa Indonesia sudah dimasuki oleh banyak golongan suku salah satunya suku Melayu.

Kedatangan suku melayu di Indonesia terhitung sejak abad ke-7 atau (700 )Masehi. ketika saat itu kerajaan-kerajaan Melayu muncul di pulau Sumetera dan pulau Jawa.

Memang suku melayu memiliki keunikan budaya yang beragam, seperti (bahasa melayu, adat istiadat, seni, makanan dan lain sebagainya). Namun, yang sampai kini masih melekat sampai saat ini yaitu “Bahasa Melayu” bahkan. di suatu Daerah yang mendominasi suku melayu, bahasa keseharian yang menjadi komunikasi antar masyarakat tersebut itu adalah bahasa melayu.

Adat istiadat suku Melayu juga sangat kental dengan nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong. Mereka memiliki tradisi adat yang diwariskan dari generasi ke generasi, seperti adat perkawinan.

Adat perkawinan budaya suku melayu:

  1. Merisik (Menyelidiki) Merupakan adat perwakinan suku melayu yang dimana calon mempelai pria berusaha menyelidiki mempelai wanita. Umumnya Perisik ditujukan kepada wanita yang dianggap orang yang dituakan untuk bertemu mempelai wanita.
  2. Merasi Adalah meramal keserasian antara dua belah pihak untuk melakukan lamaran yang dikhususkan kepada orang yang dianggap ahli.
  3. Meminang yaitu: Musyawarah internal pihak laki-laki untuk melakukan lamaran dengan mencari waktu yang pas.
  4. Mengantar tenda yaitu: Setelah penerimaan peminangan, kurun waktu 5 sampai 6 hari, pihak laki-laki akan mengantar tenda ketempat mempelai wanita.
  5. Mengantar belanja yaitu: Pihak laki-laki mengantarkan segala perlengkapan dan kebutuhan untuk pesta yang akan berlangsung.
  6. Mengajak dan menjemput yaitu: Kesepakatan kedua belah pihak dalam proses perkawinan  biasanya melibatkan sepasang suami istri yang dianggap pengalaman serta disegani.
  7.     Menggantung-gantung yaitu: persiapan 4-5 hari menuju pesta perkawinan dari kedua belah pihak.
  8. Berendam yaitu: Mensucikan fikiran hati dan fisik serta dengan mencukur bulu tipis di bagian tengku, wajah dan lainnya, mempelai laki-laki dianjurkan untuk mencukur rambut.
  9. Limau manis dan Limau setawar yaitu: calon pengantin untuk mengikuti tahapan limau manis limau setawar. Nantinya, seorang ibu yang disebut sebagai Mak Andam akan berjalan mengelilingi pengantin wanita sebanyak tiga kali sambil membawa buah kelapa yang telah dililit dengan benang lima warna. Kelapa tersebut disusun menyerupai sebuah gunung, yang berarti sebuah harapan agar keluarga pasangan kelak bisa menghasilkan keturunan rupawan layaknya pegunungan yang dilihat dari kejauhan, sedangkan benang lima warna adalah gambaran dari keluarga pengantin yang selalu diberikan limpahan rezeki bak derasnya aliran sungai.
  10. Berinai yaitu: sebuah ritual menghias kuku jari tangan dan kaki dari kedua mempelai. Tradisi ini juga sekaligus berfungsi untuk penolak bala agar pasangan pengantin dapat terhindar dari berbagai marabahaya. Bahkan, inai diketahui mampu memancarkan aura keindahan yang dimiliki oleh kedua mempelai.
  11. Khatanan qur’an yaitu: Sebuah ritual menghias kuku jari tangan dan kaki dari kedua mempelai. Tradisi ini juga sekaligus berfungsi untuk penolak bala agar pasangan pengantin dapat terhindar dari berbagai marabahaya. Bahkan, inai diketahui mampu memancarkan aura keindahan yang dimiliki oleh kedua mempelai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga
Alamat:
Perumahan Rawasari Permai
Kelurahan Rawasari
Kecamatan Alam Barajo - Kota Jambi
No. 89 - RT 32 - Kode Pos: 36125