Penjahit Sepatu: Menahun Berkiprah Tanpa Perhatian Pemerintah

Gestur Kata | Penjahit Sepatu – Di tengah riuhnya pasar Kuala Tungkal, Hendri, tengah duduk dengan penuh semangat sebagai penjahit sepatu. Dengan aktifitasnya itu, ia menyelesaikan setiap jahitan dengan cermat, menyelesaikan sepatu milik pelanggan.

Hendri bukan hanya seorang penjahit, namun ia adalah kepala rumah tangga yang bertanggung jawab atas tiga anak, satu istri, mertua, dan keponakannya. Usahanya sebagai tukang jahit sepatu telah menjadi tulang punggung keluarganya.

Banting Setir, Awalnya Pedagang PKL Menjadi Jasa Penjahit Sepatu

Sebelum terjun ke dunia menjahit, Hendri pernah berjualan sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL), menjajakan baju dan celana di pinggir jalan dan pasar-pasar. Namun, akibat kehabisan modal untuk usaha tersebut, ia terpaksa beralih ke jasa jahit. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan bahwa modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha jahit tidak terlalu besar, sehingga ia bisa bertahan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Setiap pasangan sepatu atau sandal yang dijahitnya menghasilkan pendapatan antara Rp 10.000,00 hingga Rp 15.000,00. Dengan semangatnya yang tinggi, Hendry membuka lapak jahitnya dari pukul 08.00 hingga 21.00 WIB.

Setiap harinya, ia mampu menghasilkan pendapatan sekitar Rp 50.000,00. Meskipun nominalnya terlihat kecil. Bagi Hendri, uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga, termasuk pendidikan anak-anaknya.

Namun, di balik kerja keras dan dedikasinya, Hendri merasa terabaikan oleh pemerintah setempat. Ia mengungkapkan bahwa usahanya sebagai penjahit tidak pernah mendapatkan perhatian atau bantuan dari pihak manapun. Hal ini membuatnya tetap menekuni usahanya yang telah dibangunnya.

Lapak jasa jahit sepatu dan sandal ini berjejer di pasar Kuala Tungkal terdiri dari dua titik. Namun keberadaan lapak jahit ini seolah terkesan tak terlihat dalam program-program pemerintah yang sering kali lebih memfokuskan pada sektor lain.

Disisi lain, kondisi ini diperparah dengan kurangnya dukungan untuk pendidikan anaknya. Hendri sangat berharap anaknya yang sudah memasuki sekolah menengah pertama dapat memperoleh bantuan pendidikan dari pemerintah. Hal ini menjadi salah satu beban pikiran bagi Hendri, karena ia ingin memberikan pendidikan yang layak untuk anak-anaknya agar mereka memiliki masa depan yang lebih baik.

Keterampilannya sebagai jasa jahit sepatu menjadi satu-satunya modal yang ia miliki untuk terus bertahan. Melalui setiap jahitan, Hendri menanamkan harapan dan impian bagi masa depan keluarganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga
Alamat:
Perumahan Rawasari Permai
Kelurahan Rawasari
Kecamatan Alam Barajo - Kota Jambi
No. 89 - RT 32 - Kode Pos: 36125