Santri Bertanam, Bentuk Keikutsertaan Program Ketahanan Pangan: Potret Pesantren Agribisnis di Rancabali

Penulis: Tutik Anggiyanti

Gesturkata.com |OPINI – Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, Pondok Pesantren Al-Ittifaq di Rancabali, Bandung, tampil sebagai oase pendidikan berbasis nilai keislaman yang berpijak kuat pada kemandirian ekonomi. Didirikan sejak 1934, pondok ini tak hanya menjadi pusat pengajaran agama, tapi juga ladang subur bagi lahirnya wirausahawan tangguh dari kalangan santri.

Transformasi besar dimulai pada era kepemimpinan K.H. Fuad Affandi, yang membuka pintu pesantren terhadap pendidikan formal, teknologi, hingga agribisnis. Kini, di bawah pimpinan K.H. Dandan Mudawarul Fallah, M.Pd., Al-Ittifaq menjelma sebagai pesantren modern yang memadukan nilai spiritual dengan keterampilan bertani dan beternak.

Disini santri tak hanya menghafal kitab, belajar ilmu agama dan sekolah namun, santri juga diajarkan dan terjun secara langsung ke lapangan untuk berwirausaha melalui pertanian dan peternakan.

Dalam praktek wirausaha ini santri tidak hanya diajarkan budidaya namun juga mulai dari persiapan lahan hingga pemasaran produk. Dari sini, lahirlah lulusan pesantren yang tidak hanya mampu berceramah di mimbar, tetapi juga mendirikan usaha, membuka lapangan kerja, dan berkontribusi langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Lebih dari sekadar pengajaran, Al-Ittifaq membuktikan bahwa pesantren bisa menjadi pusat inovasi ekonomi berbasis nilai-nilai Islam. Sebuah miniatur negeri yang mandiri, hijau, dan produktif.

Pesantren seperti Al-Ittifaq memberi harapan baru: bahwa membangun bangsa tidak harus dari gedung pencakar langit, tapi bisa dimulai dari bilik-bilik santri yang penuh semangat, tanah-tanah pertanian yang dikelola dengan hati, dan visi besar untuk mencetak generasi yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing global.

Pada hari Kamis, 08 Mei 2025, kami Magister Sains Agribisnis (MSA) angkatan 15 Institut Pertanian Bogor (IPB) berkunjung ke Pondok Pesantren yang unik serta membuat penasaran isi di dalamnya.

Berikut beberapa hasil catatan kami yang kami kumpulkan dan layak kami bagikan sebagai pengetahuan.
Pertanian dan Peternakan Menjadi Ciri Khas Agribisnis di Pesantren Al-Ittifaq

Santri di Al-Ittifaq dilibatkan secara aktif dalam kegiatan agribisnis, khususnya pertanian dan peternakan. Peternakan domba Garut menjadi salah satu program
unggulan, di mana santri bertanggung jawab dalam proses budidaya, perawatan, hingga pemasaran. Domba dijual dengan kisaran harga hingga Rp6 juta untuk domba siap potong.

Namun masih terdapat banyak jenis ternak lain seperti sapi,  ataupun beberapa jenis unggas. Hasil ternak ini dipasarkan di wilayah Bandung, Jakarta dan Bogor. Serta, sebagian hasil dibagikan kepada santri dan masyarakat sekitar.

Bukan hanya peternakan yang diusahakan namun berbagai jenis tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran, biofarmaka dan buah-buahan juga dibudidayakan di Pesantren Al-Ittifaq ini.   Terdapat budidaya jamur tiram secara terstruktur dan higienis dengan hasil panen mencapai 150 kg per hari.

Seluruh proses menggunakan teknik modern yang juga menjadi media pembelajaran keterampilan bagi para santri. Produk hasil pertanian ini dipasarkan ke perusahaan mitra yaitu Giant dan Lottemart serta swalayan yang terdapat di Kota Bandung seperti Superindo, Griya, dan Yogya Department Store.

Selain itu juga terdapat koperasi pondok pesantren yang menjadi jembatan untuk memasarkan produk hasil pertanian yang ada di Pesantren Al-Ittifaq.
Inovasi Produk Turuunan Koperasinya
Tidak hanya memproduksi hasil pertanian utama, Pondok Pesantren Al-Ittifaq juga mengembangkan berbagai produk olahan turunan seperti kopi, dodol, selai, keripik, hingga pupuk organik.

Salah satu produk unggulan yang unik adalah keripik bawang yang dipadukan dengan selai stroberi, menghadirkan cita rasa unik yang menarik minat pasar. Kemudian kopi khas olahan pondok pesanren yaitu roast bean.

Diketahui pondok pesantren ini memiliki kebun kopi seluas 30 hektare. Produk-produk ini dijual melalui koperasi pondok dan mitra retail seperti Superindo dan Giant. Koperasi menjadi motor distribusi dan pengembangan usaha, yang turut memberdayakan santri serta masyarakat sekitar dalam ekosistem ekonomi pesantren.

Selain itu melalui koperasi ini, pesantren dapat memenuhi kebutuhan santri terutama santri yang kurang mampu. Karena di pondok pesantren ini juga terdapat beberapa santri yang dibebaskan biayanya karena kondisi ekonomi yang kurang memadai.

Penutup

Pondok Pesantren Al-Ittifaq membuktikan bahwa pesantren tak sekadar tempat menimba ilmu agama, tetapi juga pusat pemberdayaan yang mampu mencetak generasi mandiri, produktif, dan berdaya saing. Serta secara nyata ikut andil dalam ketahanan pangan Indonesia.

Dengan menggabungkan nilai-nilai spiritual dan keterampilan agribisnis, pesantren ini menghadirkan model pendidikan yang relevan dengan tantangan zaman. Santri tidak hanya siap berdakwah, tetapi juga siap berkarya dan berwirausaha.

Dari ladang-ladang hijau dan kandang ternak yang teratur, lahir harapan baru untuk masa depan bangsa yang lebih sejahtera, mandiri, dan berakhlak mulia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga
Alamat:
Perumahan Rawasari Permai
Kelurahan Rawasari
Kecamatan Alam Barajo - Kota Jambi
No. 89 - RT 32 - Kode Pos: 36125