Pedagang Bubur Diusia Senja, Tak Tersentuh Program Pemerintah.

Gestur Kata – Pedagang Bubur Kacang Hijau | Disekitar kawasan komplek pekantoran di Jambi, terlihat seorang pedagang bubur kacang hijau sedang duduk termenung menunggu pelanggan.

Sapaan keseharian pedagang itu Pak Budi. Seorang pedagang bubur kacang hijau keliling yang selau dengan gerobak kecilnya yang selalu menemaninya dalam mencari nafkah. Meskipun usianya sudah mencapai 64 tahun, semangat dan ketekunan Pak Budi selalu ceria dalam menjalankan usahanya.

Setiap pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, Pak Budi memulai aktivitasnya dengan menjajakan bubur kacang hijau di sekitar sekolah-sekolah di kawasan Telanaipura, Jambi. Ia bertahan hingga pukul 13.00 WIB, sebelum kemudian berpindah ke lokasi berikutnya di sekitar komplek pekantoran. Di sana, Pak Budi kembali membuka lapaknya, menawarkan bubur kacang hijau yang sudah dikenal banyak orang karena rasanya yang khas.

Sebelum Menjadi Pedagang Bubur Kacang Hijau, Ia Seorang Pedagang Bakso

Menjadi pedagang bubur kacang hijau bukanlah hal yang baru bagi Pak Budi. Sejak enam tahun yang lalu, ia memutuskan untuk berjualan bubur kacang hijau setelah sebelumnya ia sempat lama berdagang bakso. Hal itu dikarenakan waktu itu, bubur kacang hijau sudah banyak dikenal.

Sebagai seorang pria yang sudah lanjut usia, Pak Budi mengaku bahwa tantangan hidup yang dihadapinya tidak pernah ringan. Ia terus berjuang, demi memenuhi kebutuhan hidup istri dan dua anaknya yang kini sudah bekerja dan melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Jambi.

Pendapatan harian Pak Budi bervariasi, tergantung pada seberapa banyak pembeli yang datang. Dalam sehari, ia bisa memperoleh antara Rp150.000 hingga Rp200.000, dengan harga Rp10.000 per bungkus bubur kacang hijau yang ia jual.

Meskipun pendapatannya tidak menentu, Pak Budi tetap merasa bersyukur, karena dengan kerja kerasnya ia dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, meski hidup serba sederhana.

Namun di balik ketekunan Pak Budi, ada satu hal yang membuatnya merasa sedikit kecewa. Ia mengaku tidak mengetahui adanya program-program pemerintah yang dapat membantu modal usaha bagi pedagang kecil seperti dirinya.

Meski tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, Pak Budi terus berusaha dengan sepenuh hati. Kisahnya adalah gambaran nyata dari semangat juang seorang pedagang kecil yang tak mengenal lelah, walaupun di usia senja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga
Alamat:
Perumahan Rawasari Permai
Kelurahan Rawasari
Kecamatan Alam Barajo - Kota Jambi
No. 89 - RT 32 - Kode Pos: 36125